10 Atlet Badminton Pria Terbaik Sepanjang Sejarah
Badminton atau kita kenal
Bulutangkis
merupakan salah satu olahraga populer di seluruh dunia yang menjadi
bagian dari salah satu cabang olahraga olimpiade sejak tahun 1992.
Olahraga yang menuntut ketangkasan, mental serta strategi dalam
memainkan raket dan shuttlecock ini memiliki 5
events yang
terdiri dari Men’s Singles (Tunggal Putra), Women’s Singles (Tunggal
Putri), Men’s Doubles (Ganda Putra), Women’s Doubles (Ganda Putri),
Mixed Doubles (Ganda Campuran).
Sejak kemunculannya, Badminton menjadi satu diantara sedikit jenis
olahraga paling termashur dinegeri sendiri. Sejarah pun mencatat
Indonesia telah menggoreskan tinta manis kemenangan sebagai juara dunia
bersaing ketat dengan China mulai dari legenda
Susi Susanti hingga
Taufik Hidayat.
Namun diantara 5
events
dalam badminton, permainan tunggal putra lebih banyak diminati bukan
hanya ketangkasan tiap pemain yang memukau, namun persaingan ketat
tungggal Putra Indonesia dan China selalu meramaikan kebanyakan final
pertandingan bulu tangkis dunia dari Indonesia Open hingga
World Championships
dan Olimpiade. Deretan pemain putra dari seluruh dunia seperti
Indonesia, China, Malaysia, hingga Denmark memiliki kemampuan luar biasa
yang telah diakui sebagai legenda dan masuk jajaran pemain putra
terbaik.
Berikut adalah 10 atlet badminton pria terbaik sepanjang sejarah:
1. Lin Dan
Lin Dan lahir pada 14 Oktober 1983 di Longyan, Fujian, China, dan
dijuluki “Super Dan” oleh Peter Gade. Ia memenangkan Olimpiade dua kali,
juara dunia lima kali dan juara All England lima kali, dan dianggap
oleh banyak orang sebagai pemain terbaik dan tersukses sebagai pemain
tunggal bulutangkis sepanjang masa. Lin Dan menjuarai sembilan gelar
utama di dunia bulutangkis dan menyelesaikan “Super Grand Slam” diusia
muda 28 tahun.
Dia juga menjadi yang pertama dan satu-satunya pemain yang mencapai
prestasi tersebut. Lin Dan pertama kali meraih emas Olimpiade pada tahun
2008 dan mempertahankan gelar lagi pada tahun 2012, dan menjadi
satu-satunya pemain tunggal yang sampai saat ini mampu mencapainya. Dia
mensejajarkan diri bahkan lebih dari Eddie Choong Pemain
of the Year dua kali pada tahun 2006 dan 2007. Dia menjadi atlet putra
BWF Terbaik Tahun 2008 dan terpilih sebagai
Most Valuable Player di Asian Games 2010 di Cina.
Bisa dibilang Lin Dan adalah paket lengkap dari atlet bulu tangkis,
kecepatan, ketangkasan, strategi, mental hingga postur tubuh yang
membuatnya menjadi nomor wahid pemain terbaik bulu tangkis sepanjang
sejarah dna dunia pun mengakuinya.
Bahkan untuk mengundang Lin Dan sebagai tamu khusus diacara pagelaran
Total BWF World Championship 2015
yang digelar di Senayan Jakarta, Total sebagai sponsor utama harus
merogoh kocek hingga 600.000 dollar atau senilai lebih dari 8 milyar
rupiah.
2. Taufik Hidayat
Taufik Hidayat putra bangsa yang lahir di Bandung, 10 Agustus 1981
ini dijuluki sebagai pemain paling berbakat sepanjang sejarah dalam
dunia perbulutangkisan. Dirinya tak pernah tersentuh science, tak
seperti Lin Dan yang notabene mendapat bantuan fasilitas terdepan dalam
mengembangkan seni dan science permainan bulutangkis dalam meningkatkan
kemampuan atlet.
Taufik merupakan pemain yang hadir dilapangan profesional diusia yang
ke-15, dan menjadi nomor wahid diusianya yang ke-17. Siapa sangka
dirinya lebih awal berprestai dibandingkan Lindan maupun Lee Chong Wei,
meski seumuran namun Taufik berbeda generasi dengan saingannya tersebut.

Taufik Hidayat, gambar: sportsmuntra.com
Taufik dan Lin Dan disebut-sebut sebagai saingan sejati atau biasa disebut
“Arch Rivals”
(saingan bebuyutan) yang sama hebatnya, sama kuatnya. Sejarah mencatat
Taufik Hidayat sebagai legenda bulutangkis Indonesia bahkan dunia yang
disebut-sebut fantastic four badminton bersama Lin Dan, Lee Chong Wei,
Peter Gade.
Kelebihannya yang sangat memukau termasuk
backhand keras dan tepat, permainan net yang begitu cantik dan sulit dikembalikan lawan,
smash silang dan keras serta
drop shot
apik ditambah mental juara menjadikan Taufik Hidayat meraih emas 6 kali
berturut-turut di Indonesia Open dari tahun 1999 hingga 2006. Ia juga
meraih piala emas dalam Olimpiade 2004 dan World Championships 2005
serta dua kali meraih emas dalam Asian Games 2002 dan 2006.
Tak hanya dikenal sebagai
Most Talented Player of All Time, Taufik pun terbilang sebagai pemain paling sabar dan dijuluki
“Mr. Backhand”, seperti tampak pada video berikut ini:
Saat ini ia telah pensiun dan mendirikan pusat pelatihan bulutangkis
yang dinamai Taufik Hidayat Arena yang beralamatkan di Ciracas Jakarta
Timur sejak tahun 2012 lalu setelah dirinya resmi pensiun sebagai atlet
bulutangkis.
3. Lee Chong Wei
Altet profesional bulutangkis dari Malaysia Lee Chong Wei, lahir pada
21 Oktober 1982 di Bagan Serai, Perak, Malaysia. Tak seperti Taufik
Hidayat, Lee Chong Wei hanya mampu meraih medali perak di kedua
Olimpiade 2008 dan 2012, dan menjadi atlet Malaysia pertama yang
mencapai final di tunggal putra dari bulu tangkis di Olimpiade.

Lee Chong Wei, gambar: sportslook.net
Lee Chong Wei digelari oleh Perdana Menteri Malaysia
Najib Tun Razak
sebagai pahlawan nasional, dan telah menerima gelar “Dato” atas
kontribusinya dalam olahraga Malaysia. Lee Chong Wei memegang peringkat
nomor 1 dunia untuk 199 minggu berturut-turut dari tanggal 21 Agustus
2008 sampai 14 Juni 2012. Dia adalah satu-satunya pemain bulutangkis
Malaysia yang memegang posisi teratas di peringkat dunia lebih dari satu
tahun. Otobiografinya
“Berani menjadi Juara” secara resmi diterbitkan pada 18 Januari 2012.
4. Tony Gunawan
Pemain bulutangkis kelahiran Indonesia Tony Gunawan, dianggap oleh
banyak orang sebagai salah satu atlet ganda terbaik dalam sejarah bulu
tangkis internasional. Ia mewakili Indonesia diawal tahun 1992 sampai
2001 dan sekarang mewakili dan melatih atlet bulutangkis Amerika Serikat
sejak tahun 2001. Dengan mitra ganda 3 orang yang berbeda, dia meraih
medali emas Olimpiade Sydney tahun 2000, kejuaraan dunia (world
Championship) 2001 Seville dan Kejuaraan Dunia Anaheim tahun 2005.

Tony Gunawan, gambar: sportsmuntra.com
Tony juga memenangkan gelar ganda campuran di AS Terbuka, Taipei
Terbuka, Puerto Rico Terbuka dan SCBA Classic. Tony mencapai total 35
gelar internasional dalam karirnya dan memenangkanKejuaraan Dunia IBF
2001, serta All-England Open 2001 dengan pasangannya Halim Haryanto.
Setelah karirnya sebagai pemain, ia sekarang menjabat sebagai pelatih
kepala di San Gabriel Badminton Klub 2 (Pomona).
5. Rudi Hartono
Mantan pemain bulutangkis terbaik Indonesia Rudy Hartono Kurniawan,
lahir pada tanggal 18 Agustus 1949, dan dianggap oleh banyak orang
sebagai pemain paling terkenal dalam sejarah bulu tangkis selain dikenal
sebagai salah satu pemain bulu tangkis terbaik sepanjang masa. Dia
meraih juara pertandingan bergengsi All England Championship
berturut-turut tujuh kali dari tahun 1968 sampai 1974.

Rudi Hartono, gambar: sportslook.net
Dia meraih Kejuaraan Dunia satu kali sebagaiu pemain tunggal yang
digelar pada tahun 1980. Rudy Hartono adalah saudara dari pemain
bulutangkis perempuan internasional Utami Dewi Kinard. Dia memimpin tim
Piala Thomas Indonesia enam kali berturut-turut antara tahun 1967 dan
1982. Hartono juga membantu Indonesia untuk memenangkan empat kejuaraan
tim dunia berturut-turut dari tahun 1970 sampai 1979.
6. Liem Swie King
Mantan pemain bulutangkis Indonesia Liem Swie King, lahir pada
tanggal 28 Februari 1956 di Kudus, dan dianggap sebagai salah satu
pemain tunggal putra badminton terkemuka di dunia terutama tahun 1980.
Dia adalah salah satu kekuatan yang paling dominan dari akhir 1970-an
hingga pertengahan 1980-an.

Liem Swie King, gambar: sportslook.net
Ia juga dikenal karena keganasan smash melompat (jump smash) dan juga
keterampilan yang luar biasa sebagai pemain ganda bulutangkis pria. Ia
memenangkan kejuaraan bulu tangkis Jawa Tengah pada usia sangat muda 15
tahun. Liem berpartisipasi pertama kalinya dalam Djakarta Badminton Open
Tournament pada bulan November 1972 dan meraih juara Gubernur Jawa
Tengah Championship
“Piala Moenadi” tiga tahun kemudian. Hidupnya dan prestasinya di seluruh dunia menjadi inspirasi film anak bangsa berjudul
“King”.
7. Morten Frost Hansen
Mantan pemain bulutangkis terbaik dari Denmark Morten Frost Hansen, lahir pada tanggal 4 April 1958, dijuluki sebagai
“Mr Badminton”
atas kontribusi besar untuk dunia Badminton. Dia memegang posisinya di
tiga besar peringkat dunia selama dua belas tahun ketika ia mewakili
Denmark di kejuaraan bulutangkis internasional.

Morten Frost Hansen, gambar: sportsmuntra.com
Moten meraih medali perak di Kejuaraan Bulutangkis Dunia dua kali
pada tahun 1985 dan 1987. Selama kekalahannya di Kejuaraan Dunia kedua
ia menjadi perbincangan media dengan judul “pemain bulutangkis terbesar
di dunia mungkin tidak akan pernah Juara Dunia.” Selain it, dirinya
meraih All England Terbuka sebanyak empat kali dan memenangkan kejuaraan
Eropa dua kali. Hansen mencapai kejuaraan Nordic disetiap tahunnya dari
1978 hingga 1984 dan menjadi juara lagi pada tahun 1988.
8. Peter Hoeg Gade
Pensiunan pemain bulutangkis asal Denmark Peter Hoeg Gade lahir pada
tanggal 14 Desember 1976, di Aalborg, Denmark. Peter menjadi salah satu
rival Taufik Hidayat sekaligus sahabat dekat. Saat ini ia tinggal di
Holte di Kopenhagen menjadi seorang suami dari mantan pemain handball
internasional Camilla Hoeg.

Peter Gade, gambar: sportslook.net
Denmark merupakan negara partisipan dari Eropa yang terbaik dalam
olahraga bulutangkis hingga saat ini, terbukti pada Peter Gade yang
meraih Kejuaraan Eropa di tunggal putra berturut-turut lima kali dan
meraih emas All England Open Badminton Championships tahun 1999. Dia
memegang posisi teratas di Peringkat Dunia dari tahun 1998 hingga 2001,
dan mendapatkan 22 gelar Grand-Prix selama waktu itu. Gade sempat
merebut kembali peringkat satu BWF lagi pada tanggal 22 Juni 2006.
Dikandangnya sendiri, Gade meraih juara Danish National Championship 10
kali selama karir perbulutangkisannya. Peter pun pernah menjadi pemain
of the year dari IBF di tahun 1998, dan memperoleh Special Award dari
DBF pada tahun 2006.
Saat ini pengganti Peter Gade sebagai pesaing berat pemain tunggal putra adalah
Jorgensen
yang sangat lincah dan nyentrik dengan kaos kaki bolanya. Aksinya yang
slengean sebanding dengan permainan tangguhnya yang menjadi kuda hitam
setiap pertandingan yang berlangsung.
9. Chen Long
Pemain kelahiran China Chen Long ini bisa dikatakan sebagai pemain
pengganti Lin Dan. Usianya saat ini masih terbilang muda 25 tahun dan
terus berprestasi mengikuti pendahulunya Lin Dan. Kelebihan Chen Long
mungkin tak sebaik Lin Dan yang agresif, namun stabilitas permainan,
kerapihan permainan serta kesabarannya melebihi Lin Dan.

Chen Long, gambar: sports247.my
Chen Long lahir pada tanggal 18 Januari 1989 di Distrik Shashi,
Jingzhou, Hubei. Ia menjadi bagian dari kemenangan tim China dalam
meraih emas di Piala Thomas 2010 yang berlangsung di Kuala Lumpur. Dia
pun meraih tunggal putra junior BWF World Junior Championships di tahun
2007. Chen Long juga memenangkan Asian Junior Badminton Championships
pada tahun 2007.
Prestasi profesionalnya pertama kali dicapai pada tahun 2010 di
Bitburger Open di Jerman di mana dia mengalahkan Hans-Kristian
Vittinghus di final event GP dan meraih emas. Tak hanya itu, ia
mengalahkan Lee Chong Wei dan memenangkan All England Open tahun 2013.
Awalo Tahun 2015 hingga sekarang Chen Long menjadi pemain tunggal putra
peringkat pertama menyisihkan pemain lainnya dan telah menjadi juara Li
Ning BWF World Championships 2014. Agustus 2015, Chen Long pun menjadi
pemain seed urutan pertama yang diperkirakan akan menjadi juara Total
World Championships 2015 yang digelar di Jakarta yang berlangsung hingga
17 Agustus 2015.
10. Eddy Choong
Mantan pemain terbaik asal malaysia Eddy Choong yang lahir 29 Mei
1930 telah meninggal dunia pada tanggal 28 januari 2013. Dia juga
bermain sebagai ganda putra dengan saudaranya David Choong selain
berkarir aktif sebagai pemain tunggal.

Eddy Choong, gambar: sportslook.net
Dunia telah mencatat kelebihan permainannya dalam kecepatan, keuletan
dan stamina. Choong menjuarai All England Open Badminton Championships
empat kali dan juga memenangkan ganda putra pada tahun 1951, 1952 dan
1953 dengan saudaranya. Dia adalah anggota perintis tim Malayasia dalam
Piala Thomas 1955. Untuk mengenang kontribusi yang besar dirinya kepada
dunia bulu tangkis, Federasi Bulutangkis Dunia (
BWF = Badminton World Federation) menganugerahkan penghargaan khusus bernama
Eddy Choong Player of the Year.
Bagaimana dengan pemain Indonesia saat ini? Masih ada harapan, namun
di tunggal putra dan putri nampaknya masih tertinggal jauh dari China.
Namun di Ganda Campuran, Ganda Putra dan Ganda Putri Indonesia masih
memiliki jagoan yang menjadi harapan menyumbangkan emas. Semoga
regenerasi para pemain badminton baik putra maupun putri dan ganda
semakin baik dan terus maju.