Minggu, 07 Februari 2016

melatih power otot tungkai

MEMBENTUK DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI MELALUI METODE LATIHAN MAXEX

Menghasilkan  daya  ledak  otot  dapat  dikembangkan  dengan  berbagai metode latihan. Pada fase kekuatan maksimum metode yang sering digunakan oleh pelatih adalah maximum load method (isotonic), isometric method, isokinetic method dan eccentric method, saat ini berkembang metode latihan yang dikenal dengan maxex training.
Beberapa  cabang  olahraga  yang  membutuhkan  daya  ledak  otot  tungkai seperti  cabor  beladiri,  permainan  bola  basket,  bola  voli,  sepakbola  dan  lain sebagainya,   memerlukan   variasi   latihan   dalam   meningkatkan   kemampuan atletnya.
Bloomfield,  Ackland  dan  Elliott  menyebutkan  metode  latihan  tersebut dengan istilah Maximum Power Training, latihan tersebut melibatkan penampilan pada latihan beban yang dinamik dengan beban untuk menghasilkan power yang maksimal.  Strategi  latihannya  dengan  melibatkan  beban  30-45  %  RM  saat lompat ke atas dengan cepat (Bloomfield,1994: 149).
Ginther  menyarankan  dalam  menghasilkan  daya  ledak  adalah  dengan  metode yang  kompleks  atau  maxex  training,  sebagai  contoh;  pada  latihan  kekuatan maksimum  seperti  saat  mengangkat  bench  pres  dengan  diikuti  pliometrik  atau latihan  balistik  (Ginther,2006;3).  Sebab  tubuh  akan  cepat  beradaptasi  untuk memilih  protokol  latihan  sehingga  akan  dapat  efektif.  Karena  itu  variasi  dalam latihan adalah sangat penting.


Epistemologi Maxex Training?

Maxex   training   adalah   metode   baru   yang   mengkombinasikan   kerja maksimal  dengan  latihan  untuk  menghasilkan  daya  ledak.  Metode  latihan  ini harus dilakukan dengan hati-hati, dengan berbagai macam variasi dan bertahap.

1Dr. Johansyah L. M.Pd adalah Komisi Pembibitan KONI Pusat, periode 2007-2011.


Bentuk latihan dengan menggunakan kontraksi esentrik perlahan dan melakukan gerakan   kontraksi   cepat   konsentrik   tanpa   melompat,   Bompa   menyarankan beban  yang  diangkat  60   80%  RM  dengan  6-8  repetisi,  sebanyak  1  sampai dengan  3  set,  dengan  istirahat  antara  set  2  sampai  4  menit.                                                Hal  ini  dapat digambarkan dibawah ini.
Konsep latihan maxex, adalah memanipulasi dua konsep physiologi untuk menghasilkan  kecepatan  dan  eksplosive  serta  meningkatkan  penampilan  atlet. Bagian  pertama  pada  kebiasaan  maxex  adalah  di  tampilkan  kembali  sebuah beban  yang  berat,  yang  mana  stimulusnya  sebuah  rekruitmen  tinggi  pada serabut  otot  fast-twitst.  Kelanjutan  gerakan  daya  ledak  meningkatkan  nilai  dari serabut  otot  fast-twist,  dimana  akan  menyiapkan  atlet  untuk  bergerak  cepat, diperlukan  gerakan  eksplosive  untuk  semua  olahraga  speed-power  selama phase kompetisi.








Gambar 1. Kontraksi eccentrik dengan perlahan dan melakukan kosentrik
dengan cepat.

Sumber : Tudor O.Bompa., Periodization training for sport (New Zealand: Human
Kinetic. 1999),p. 155.


Variasi  lain  adalah  dengan  kontraksi  esentrik  perlahan  diikuti  dengan jumping half squats, dengan beban 40 sampai 60 %, pengulangan 4 sampai 6


kali  selama  1  sampai  4  set,  antar  set  istirahat  2  sampai  3  menit.  Hal  tersebut dapat digambarkan di bawah ini.


 














Gambar 2. Tahap berikutnya kontraksi essentrik dilanjutkan dengan lompat
dengan cepat.

Sumber : Tudor O. Bompa., Periodization training for sport (New Zealand: Human Kinetic. 1999),p. 155.


Untuk menjaga tubuh atas lompat dengan barbell rapat pada kedua bahu, tempatkan  handuk  pada  bahu  untuk  menjaga  agar  bahu  tidak  mengalami cedera, pemahaman goncangan saat pendaratan yaitu dengan kontak pertama
ke  tanah  dengan  ujung  kaki  dan  selanjutnya  tumit.  Variasi  lain  dengan  atlet melakukan  drop  jump  dengan  barbel  di  bahu  kemudian  diikuti  dengan  sebuah lompatan kecil kontraksi eccentic ke box pliometrik. Beban 40 s/d 80% dengan pengulangan  6  s/d  8  kali  dan  jumlah  setnya  3  s/d  6  set.  Seperti  pada  gambar dibawah ini.



Gambar 3. Drop jump dari 25 s/d 40 cm dilanjutkan dengan lompat ke box.


Sumber: Tudor O.  Bompa., Periodization training for sport (New Zealand: Human Kinetic. 1999),p. 155.


Variasi drop jump diikuti dengan latihan bounding, pada beban 40 60%, pengulangan yang disarankan adalah 1 drop jump, 1 jump squat diikuti dengan 8 sampai 10 kali, jumlah set adalah 3 sampai 6.







Gambar 4. Drop jump dilanjutkan bounding exercises

Sumber: Tudor O. Bompa., Periodization training for sport (New Zealand: Human
Kinetic. 1999),p. 156.


Latihan maxex atau maximal power adalah latihan digunakan tidak harus dengan standar latihan weight training seperti bench press atau squats, dimana bar  harus  mencapai  kecepatan  nol  saat  akhir  jarak  pergerakan.  Dalam  contoh latihan  maxex  adalah  hubungan  yang  tidak  efektif,  sebab  pada  keberadaan terutama jarak phase pengurangan kecepatan. Sebagai contoh pada gambar 5.
di  bawah  ini  melukiskan  tenaga  dihasilkan  seluruhnya  ditampilkan  saat  squat diangkat  dengan  30%  RM.  Tenaga  yang  besar  didesak  saat  mulai  phase konsentrik dan diharapkan untuk dihasilkan momentum, sisa tenaga semuanya didesak  saat  angkatan  mulai  melemah.  Konsekuensinya  ketika  ditampilkan latihan  maxex  mayoritas  latihan  adalah  kecepatan  dikurangi  bebannya  begitu juga  bar  akan  diberhentikan  karena  pergerakan  berakhir.  Artinya                                                                      level  tenaga yang besar dicapai hanya  dilalui  pada  jarak  pergerakan yang  sangat  kecil  danlatihan   suboptimal   menghasilkan   yang   menguntungkan   (Rascg   dan   Burke,

1978:150).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar